Senin, 25 Januari 2010

IMAN

  1. Iman itu pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati

    وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ ءَامَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ

    Di antara manusia ada yang secara lisan berkata: "Kami bberiman kepada Allah dan hari akhirat," akan tetapi sebenarnya hati mereka sama sekali tidak beriman. (QS. Al-Baqarah (2): 8)

  2. Iman tanpa amal tidak berguna

    وَقَالُوا لَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ كَانَ هُودًا أَوْ نَصَارَى تِلْكَ أَمَانِيُّهُمْ قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ(111)بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ(112)

    Mereka berkata: "Tidak akan bisa masuk surga selain orang Yahudi atau orang Nasrani." Itulah angan-angan mereka. Katakanlah Muhammad: "Tunjukkanlah bukti kebenaran pengakuan kalian, jika kalian memang benar." Pengakuan semacam itu dusta. Siapa pun yang taat kepada Allah lagi beramal shalih, maka dia memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Mereka tiada takut menghadapi adzab akhirat dan tiada sedih kehilangan kesenangan dunia. (QS. Al-Baqarah (2): 111-112)

  3. Iman dan Islam

    قَالَتِ الْأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِنْ تُطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَا يَلِتْكُمْ مِنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

    Orang-orang Arab Badui berkata: "Kami telah beriman." Katakanlah: "Kalian belum beriman, tetapi hendaklah kalian mengatakan 'Kami telah Islam', karena hati kalian belum meyakini keimanan. Dan jika kalian taat kepada Allah dan rasul-Nya, maka Allah tidak akan menyia-nyiakan amal kalian sedikit pun. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujuraat (49): 14)

  4. Rukun-rukun iman

    أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ(2)وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ(3)

    Apakah manusia menyangka mereka dibiarkan berkata: "Kami beriman", padahal mereka belum diberi cobaan-cobaan? Sungguh, orang-orang sebelum mereka telah Kami beri berbagai cobaan untuk Allah ketahui siapakah yang benar-benar beriman dan untuk Allah buktikan siapa yang berdusta. (QS. Al-'Ankabuut (29): 2-3)

    ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ ءَامَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

    Rasul beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Begitu juga kaum mukmin. Semuanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. Kami mengimani semua rasul dan tidak mengingkari seorang rasul pun di antara mereka. Mereka berkata: "Kami mendengar dan kami menaati perintah-Mu. Kami memohon pengampunan-Mu, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mulah semua manusia akan dikembalikan untuk memberikan pertanggungjawaban kepada-Mu." (QS. Al-Baqarah (2): 285)

  5. Iman yang sejati

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(209)

    Wahai kaum mukmin, ikutilah syari'at Islam seluruhnya dan janganlah kalian mengikuti ajakan-ajakan setan. Sungguh setan itu adalah musuh kalian yang benar-benar merugikan kalian. Jika kalian tetap memilih kekafiran setelah datang bukti kebenaran kenabian Muhammad kepada kalian, maka ketahuilah sesungguhnya Allah Mahaperkasa untuk membinasakan kalian lagi Mahabijaksana dalam menghukum kalian. (QS. Al-Baqarah (2): 208-209)

  6. Iman sejati mencegah perpecahan dan permusuhan

    كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

    Manusia itu pada awalnya agamanya satu yaiu Islam. Kemudian mereka berselisih tentang keesaan Allah, lalu Allah mengirimkan nabi-nabi untuk menyampaikan kabar gembira dan ancaman. Kepada manusia diturunkan kitab yang menjelaskan kebenaran keesaan Allah untuk mengadili perselisihan manusia tentang keesaan Allah. Sungguh kaum Yahudi dan Nasrani tidak berselisih tentang kenabian Muhammad. Akan tetapi setelah Al-Qur'an datang kepada mereka, mereka menolak kenabian Muhammad karena kedengkian mereka. Allah kemudian dengan rahmat-Nya memberi petunjuk kepada kaum mukmin tentang kebenaran kenabian Muhammad yang diperselisihkan oleh kaum Yahudi dan Nasrani. Allah memberi petunjuk kepada Islam bagi siapa yang Dia kehendaki. (QS. Al-Baqarah (2): 213)

  7. Iman tidak dapat dibagi-bagi

    لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

    Allah tidak membebani seseorang di luar kemampuannya. Seseorang akan mendapatkan pahala dari setiap kebaikannya dan bertanggung jawab atas setiap kesalahannya. Mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau siksa kami karena kami lupa atau kami keliru. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan perintah dan larangan kepada kami seperti yang telah Engkau bebankan kepada kaum-kaum sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan perintah dan larangan kepada kami yang kami tidak sanggup melakukannya. Maafkanlah kelemahan kami, ampunilah dosa-dosa kami, dan sayangilah kami. Engkaulah Tuhan kami. Oleh karena itu, tolonglah kami mengalahkan kaum kafir." (QS. Al-Baqarah (2): 286)

  8. Iman yang diridhai Allah

    إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ

    Jika Allah menolong kalian (dalam mengalahkan musuh), tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian; dan jika Allah melemahkan kalian (dalam menghadapi musuh), siapakah yang dapat memberi pertolongan kepada kalian selain Dia? Hendaklah hanya kepada Allah orang-orang mukmin pasrah. (QS. Ali 'Imran (3): 160)

  9. Amal shalih tanpa iman sia-sia

    وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّى إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا وَوَجَدَ اللَّهَ عِنْدَهُ فَوَفَّاهُ حِسَابَهُ وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ

    Orang-orang kafir, maka amal-amal mereka laksana fatamorgana yang berada di sebuah lembah. Orang-orang yang kehausan menyangkanya air, tetapi ketika mereka mendekatinya, mereka tidak mendapatkan suatu apa pun. Namun, mereka mendapati Allah di sisinya, maka kelak Allah akan menyempurnakan perhitungan amal dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya. (QS. An-Nuur (24): 39)

  10. Iman dan kafir tidak dapat bersatu

    اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

    Allah senantiasa melindungi kaum mukmin. Dia senantiasa menjauhkan mereka dari kekafiran dan memasukkan ke dalam Islam. Adapun kaum kafir, yang menemani mereka adalah setan. Setan-setan itu menjauhkan mereka dari Islam dan memasukkan ke dalam kekafiran. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah (2): 257)

  11. Tidak ada jalan campuran antara iman dan kafir

    لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

    Tidak boleh seseorang dipaksa masuk Islam. Islam sudah jelas bedanya dari agama-agama lain yang jelas sesatnya. Barang siapa menolak kepercayaan dan perbuatan syirik dan beriman kepada Allah, maka ia sungguh-sungguh telah mengikuti Islam, agama yang kuat hujahnya. Allah Maha Mendengar pembicaraan kalian tentang agama yang hak dan batil lagi Maha Mengetahui kemauan kalian untuk mengikuti Islam. (QS. Al-Baqarah (2): 256)

  12. Iman karena paksaan sia-sia

    هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ أَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ ءَايَاتِ رَبِّكَ يَوْمَ يَأْتِي بَعْضُ ءَايَاتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا إِيمَانُهَا لَمْ تَكُنْ ءَامَنَتْ مِنْ قَبْلُ أَوْ كَسَبَتْ فِي إِيمَانِهَا خَيْرًا قُلِ انْتَظِرُوا إِنَّا مُنْتَظِرُونَ

    Sungguh mereka itu hanya menantikan datangnya malaikat membawa adzab kepada mereka, atau Tuhanmu menurunkan adzab, atau datangnya sebagian dari siksa Tuhanmu. Pada hari datangnya siksa Tuhanmu tidaklah bermanfaat iman seseorang bagi dirinya bila ia sebelumnya tidak beriman atau dengan imannya itu ia tidak melakukan suatu amal shalih. Katakanlah: "Nantikanlah (adzab Allah), sungguh kami juga menanti (untuk menyaksikan)." (QS. Al-An'aam (6): 158)

  13. Iman dan amal shalih modal keselamatan di akhirat

    فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ(11)وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ(12)فَكُّ رَقَبَةٍ(13)أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ(14)يَتِيمًا ذَا مَقْرَبَةٍ(15)أَوْ مِسْكِينًا ذَا مَتْرَبَةٍ(16)ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ(17)أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ(18)

    tetapi ia tidak menempuh jalan yang menanjak (Islam). Tahukah kamu apakah jalan menanjak itu? (Dialah) usaha memerdekakan budak atau memberi makan sesama pada masa kelaparan, yaitu anak yatim yang masih kerabat, atau orang miskin yang masih papa, kemudian dia mengikuti golongan orang-orang mukmin untuk mengajak kepada ketaatan dan menjauhi dosa serta mengajak berkasih sayang. Mereka itulah golongan ahli surga. (QS. Al-Balad (90): 11-18)

  14. Iman mencegah perbuatan rusak

    وَإِلَى مَدْيَنَ أَخَاهُمْ شُعَيْبًا قَالَ يَاقَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ قَدْ جَاءَتْكُمْ بَيِّنَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ فَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

    Ke negeri Madyan (Kami utus) saudara mereka, Syu'aib, dia berkata: "Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada tuhan bagi kalian selain Dia. Telah datang kepada kalian keterangan-keterangan yang jelas dari Tuhan kalian. Oleh karena itu, sempurnakanlah takaran dan timbangan, janganlah kalian mencurangi hak orang lain sedikit pun, dan janganlah kalian melakukan kerusakan di atas muka bumi setelah dilakukan perbaikan. Demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian benar-benar beriman." (QS. Al-A'raaf (7): 85)

  15. Iman dan taqwa menghasilkan kemakmuran dunia

    وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

    Seandainya penduduk negeri-negeri itu beriman dan taat kepada Allah, niscaya Kami akan bukakan pintu-pintu berkah dari langit dan dari bumi kepada mereka. Akan tetapi, ternyata mereka mendustakan, lalu Kami timpakan adzab kepada mereka karena dosa-dosa mereka. (QS. Al-A'raaf (7): 96)

  16. Iman menjadi kokoh dengan dalil-dalil yang kuat

    وَمَا تَنْقِمُ مِنَّا إِلَّا أَنْ ءَامَنَّا بِآيَاتِ رَبِّنَا لَمَّا جَاءَتْنَا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ

    dan kamu tidak akan dapat membalas dendam kepada kami, karena kami beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami, ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." Mereka berdo'a: "Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan matikanlah kami sebagai orang-orang Islam." (QS. Al-A'raaf (7): 126)

  17. Iman karena putus asa tidak berguna

    وَجَاوَزْنَا بِبَنِي إِسْرَائِيلَ الْبَحْرَ فَأَتْبَعَهُمْ فِرْعَوْنُ وَجُنُودُهُ بَغْيًا وَعَدْوًا حَتَّى إِذَا أَدْرَكَهُ الْغَرَقُ قَالَ ءَامَنْتُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا الَّذِي ءَامَنَتْ بِهِ بَنُو إِسْرَائِيلَ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

    Kami telah menyelamatkan Bani Israil menyeberangi laut, lalu Fir'aun dan para tentaranya mengejar mereka dengan sikap durhaka dan permusuhan, sampai mereka dibenamkan di tengah laut. Fir'aun berkata: "Aku sekarang beriman. Sesungguhnya tidak ada tuhan kecuali Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil dan aku termasuk golongan orang-orang muslim." (QS. Yunus (10): 90)

  18. Iman ibarat cahaya

    قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ قُلِ اللَّهُ قُلْ أَفَاتَّخَذْتُمْ مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنْفُسِهِمْ نَفْعًا وَلَا ضَرًّا قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الْأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ أَمْ جَعَلُوا لِلَّهِ شُرَكَاءَ خَلَقُوا كَخَلْقِهِ فَتَشَابَهَ الْخَلْقُ عَلَيْهِمْ قُلِ اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

    Katakanlah (Muhammad): "Siapakah penguasa langit dan bumi?" Katakanlah: "Allah." Katakanlah: "Mengapa kalian menjadikan selain Dia sebagai sesembahan, padahal mereka sama sekali tidak mampu memberikan manfaat dan kerugian kepada diri mereka sendiri." Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dan orang yang melek, atau apakah sama kegelapan dengan cahaya atau mereka mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah dan mereka menganggapnya dapat menciptakan sesuatu seperti Allah menciptakan sesuatu." Sungguh mereka sangat tidak paham dengan ciptaan itu. Katakanlah: "Allah pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Mahaesa lagi Maha Pemaksa." (QS. Ar-Ra'd (13): 16)

  19. Iman tidak hilang karena perbuatan dosa

    وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ ذَلِكَ ذِكْرَى لِلذَّاكِرِينَ(114)وَاصْبِرْ فَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ(115)

    Laksanakan shalat pada permulaan siang dan permulaan malam. Sesungguhnya perbuatan baik menghapuskan perbuatan buruk. Demikian ini adalah peringatan bagi orang-orang yang mau ingat. Bersabarlah, sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik. (QS. Huud (11): 114-115)

  20. Iman tidak menghalangi orang menikmati kehidupan dunia

    وَجَاءَ رَجُلٌ مِنْ أَقْصَى الْمَدِينَةِ يَسْعَى قَالَ يَامُوسَى إِنَّ الْمَلَأَ يَأْتَمِرُونَ بِكَ لِيَقْتُلُوكَ فَاخْرُجْ إِنِّي لَكَ مِنَ النَّاصِحِينَ(20)فَخَرَجَ مِنْهَا خَائِفًا يَتَرَقَّبُ قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ(21)

    Seorang laki-laki dari ujung kota datang dengan berjalan. Ia berkata: "Wahai Musa, sesungguhnya para pembesar telah membicarakan dirimu. Mereka ingin membunuhmu. Oleh karena itu, pergilah kamu. Sungguh, aku memberikan nasihat dengan ikhlas kepadamu." Ia pun pergi dari kota dalam keadaan takut seraya penuh waspada. Ia berdo'a: "Wahai Tuhanku, selamatkan aku dari kaum yang telah berbuat zhalim." (QS. Al-Qashshash (28): 20-21)

  21. Iman ketika di akhirat sia-sia

    قُلْ يَوْمَ الْفَتْحِ لَا يَنْفَعُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِيمَانُهُمْ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ

    Katakanlah (Muhammad): "Hari kemenangan itu (di hari akhirat), keimanan orang-orang kafir tidak lagi bermanfaat bagi mereka dan adzab bagi mereka tidak akan ditunda." (QS. As-Sajdah (32): 29)

  22. Iman menciptakan kegembiraan dalam hati orang mukmin

    وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ(7)فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ(8)

    Dan ketahuilah bahwa di tengah kalian ada Rasul Allah. Sekiranya dia mengikuti kemauan kalian dalam banyak hal, niscaya kalian akan menjadi susah. Akan tetapi, Allah menjadikan hati kalian mencintai iman dan menanamkan rasa rindu kepada pahala dalam hati kalian, dan membuat kalian benci pada kekafiran, kedurhakaan, dan perbuatan dosa. Mereka itu adalah orang-orang yang lurus perbuatannya berkat karunia dari Allah dan rahmat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana. (QS. Al-Hujuraat (49): 7-8)

  23. Iman lebih khusus daripada Islam

    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ

    Orang-orang mukmin yang sesungguhnya yaitu mereka yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, kemudian tidak lagi ragu-ragu, dan berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. (QS. Al-Hujuraat (49): 15)

  24. Iman menuntun orang mukmin menyeberangi jembatan masuk surga

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

    Wahai orang-orang beriman, bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang sungguh-sungguh. Mudah-mudahan Tuhan kalian menghapuskan dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga, yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, pada saat Allah tiada menghinaan nabi-Nya dan orang-orang mukmin yang mengikutinya. Cahaya mereka memancar di depan mereka dan di sebelah kanan mereka. Mereka berkata: "Wahai Tuhan kami, sempurnakanlah cahaya kami bagi kami dan ampunilah kami. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Tahriim (66): 8)

  25. Iman dengan cara membeo dibolehkan

    وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا(2)فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا(3)

    dan engkau (Nabi) menyaksikan manusia masuk ke dalam agama Allah berbondong-bondong, bertasbihlah untuk menyatakan syukur kepada Tuhanmu dan bacalah istighfar. Sesungguhnya Dia sangat lapang memberi ampunan. (QS. An-Nashr (110): 2-3)

  26. Iman membawa rahmat dan kemenangan

    فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

    Tatkala Thalut memeriksa dan mengatur barisan pasukannya, ia berkata: "Sungguh Allah akan menguji kalian dengan menyeberangi sebuah sungai dalam perjalanan memerangi musuh. Barang siapa yang minum banyak air sungai itu, maka dia bukan dari golonganku. Barang siapa yang hanya mengambil air sungai itu sedikit saja dengan tangannya untuk diminum, maka sungguh ia termasuk golonganku." Ternyata sebagian besar dari mereka minum banyak. Hanya sebagain kecil saja yang tidak. Tatkala Thalut menyeberangi sungai itu bersama orang-orang beriman, mereka berkata: "Hari ini kami tidak mampu lagi menghadapi Jalut dan pasukannya." Orang-orang yang yakin akan memperoleh pahala dari Allah di akhirat berkata: "Amat banyak kelompok yang kecil dapat mengalahkan kelompok yang besar dengan pertolongan Allah." Allah menyertai orang-orang yang tabah menghadapi musuh. (QS. Al-Baqarah (2): 249)

  27. Iman menuntut ketaatan kepada kewajiban

    يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ(208)فَإِنْ زَلَلْتُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْكُمُ الْبَيِّنَاتُ فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ(209)

    Wahai kaum mukmin, ikutilah syari'at Islam seluruhnya dan janganlah kalian mengikuti ajakan-ajakan setan. Sungguh setan itu adalah musuh kalian yang benar-benar merugikan kalian. Jika kalian tetap memilih kekafiran setelah datang bukti kebenaran kenabian Muhammad kepada kalian, maka ketahuilah sesungguhnya Allah Mahaperkasa untuk membinasakan kalian lagi Mahabijaksana dalam menghukum kalian. (QS. Al-Baqarah (2): 208-209)

    أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

    Wahai kaum mukmin, apakah kalian mengira akan masuk surga, padahal belum datang cobaan kepada kalian seperti cobaan yang telah menimpa kaum mukmin sebelum kalian. Mereka ditimpa malapetaka dan berbagai bencana. Mereka digoncang oleh berbagai gangguan dari kaum kafir, sehingga rasul dan kaum mukmin yang menjadi shahabatnya berkata: "Kapankah pertolongan Allah datang?" Ketahuilah bahwa pertolongan Allah itu dekat. (QS. Al-Baqarah (2): 214)

  28. Amal shalih bagian formal iman

    قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ(1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ(2)وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ(3)وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ(4)وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ(5)

    Sungguh orang-orang mukmin itu pasti mendapatkan kemenangan besar, (yaitu) mereka yang shalat dengan khusyu', mereka yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan sia-sia, mereka yang menunaikan zakat, dan mereka yang memelihara kemaluannya, (QS. Al-Mukminuun (23): 1-5)

  29. Keutamaan iman kepada Allah

    قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَى أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُ أَصْحَابٌ يَدْعُونَهُ إِلَى الْهُدَى ائْتِنَا قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ

    Katakanlah (Muhammad): "Apakah patut kami memohon kepada tuhan selain Allah, padahal sesembahan itu tidak sedikit pun memberi manfaat dan mencelakakan kami? Kami tidak mau kembali menjadi kafir setelah kami diberi hidayah oleh Allah, seperti orang yang dibingungkan oleh setan-setan di bumi padahal teman-temannya mengajaknya kepada kebenaran dengan ucapan: 'Ikutilah kami.'" Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itu adalah petunjuk yang sebenarnya dan kami diperintahkan untuk menyerahkan diri kami kepada Tuhan Penguasa seluruh alam (masuk Islam). (QS. Al-An'aam (6): 71)

  30. Iman yang benar sesuai Al-Qur'an

    إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ(2)الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ(3)أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ(4)

    Orang mukmin yang sebenarnya ialah mereka yang ketika nama Allah disebut, hati mereka gemetar; ketika ayat-ayat-Nya dibacakan kepada mereka, iman mereka bertambah kuat; mereka bertawakkal hanya kepada Tuhan mereka; mereka melakukan shalat dan mendermakan sebagian rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang mukmin yang sempurna imannya. Mereka itu memperoleh beberapa derajat kemuliaan di sisi Tuhan mereka, pengampunan, dan rezeki yang berlimpah. (QS. Al-Anfaal (8): 2-4)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar